Pages

Wednesday, 9 December 2020

Selamat Jalan Para Syuhada

 


Innalillahi waa inna ilaihi roji'un.....

Telah dua hari enam orang anggota laskar FPI yang diyakini telah menjadi para Syuhada telah tenang di sisiNya. Posisi makam mereka salig berdekatan yang lokasinya di tempat kediaman dan pesantren Imam Besar mereka di Megamendung, Bogor, Jawa Barat. 

Derai air mata dari keluarga korban juga pimpinan serta segenap teman dan pendukung mereka terus bercucuran. Doa-doa terus dilantunkan atas wafatnya keenam Syuhada itu.

Kematian keenam Syuhada itu memicu berbagai tuntutan. 


Tuntutan untuk dibuat tim investigasi Independen serta Tim investigasi dari Komnas HAM juga terus bergulir. 

Semisal tokoh sekelas Abdullah Hehamahua hingga rakyat jelata pun menuntut dibentuknya tim investigasi Independen. 

Para tokoh HAM, sejumlah politisi, penulis, pengamat pun ikut membubuhkan tanda tangan mendukung dibentuknya tim investigasi.  

Sebagian besar media massa yang tadinya dianggap telah jauh dari harapan umat, dalam dua hari ini menaikan berita yang isinya mengkritik kebijakan polisi dalam kasus itu. Pendapat para pakar hingga tim investigasi dari reporter lapangan mereka mengisi isi berita mereka. Juga bersileweran di WAG.

Saksi mata yang tadinya dikira telah menghilang berhasil dikorek wartawan. Mereka memberi kesaksian seperti diucapkan HRS saat memberi doa dan kesaksian di depan enam laskarnya yang telah terbujur kaku. 

Bahkan respons atas insiden itu membuat mabes polri mengambil alih kasusnya guna ditangani.

Kini, masyarakat sekarang menunggu hasil kerja baik DPR, Komnas HAM, tim independen serta Mabes Polri.  

*Tragedi di jalan tol*

Ucapan duka dan belasungkawa atas kematian keenam anggota laskar Front Pembela Islam terus mengalir. 

Sejak hari Senin siang muncul di media sosial juga ribuan WAG.

Banyak warga yang kaget sedih dan marah menyusul konferensi pers oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran pada Senin siang kemarin.

Sebelum informasi kematian datang dari pimpinan Polda Metro Jaya, jam 9 pagi penulis mengonfirmasi ke Munarman, salah seorang Ketua FPI ihwal adanya info penculikan enam laskar FPI yang sedang mengawal Imam besar mereka. Munarman membenarkan. 

Selang dua jam setelah ada kepastian keberadaan keenam anggota itu pihak FPI pun melakukan konferensi pers. 

Mereka membantah keras tuduhan jika laskar mereka bersenjata. 

"Sejak FPI berdiri kami tidak pernah memiliki senjata apalagi senjata api," tegas Munarman. 

"Dalam anggaran Dasar RT FPI tercantum jelas tidak boleh memiliki senjata," tambahnya.

*Pemakaman Para Syuhada*

Proses pengambilan jenasah yang terkesan berbelit membuat masyarakat dunia maya ramai. Kecaman pun mengalir deras datang dari pengamat hingga rakyat jelata. 

Hingga akhirnya tiga anggota DPR dipimpin Fadli Zon harus mendatangi RS Polri. Warga masyarakat dan simpatisan pun langsung berdatangan ke RS Polri juga ke Petamburan, Jakpus. 

Setelah proses yang menegangkan mayat berhasil dibawa pulang dan langsung dimandikan serta dikafani diiringi tangisan pilu para keluarga dan rekan-rekannya. Keenam laskar yang telah terbujur kaku rata-rata masih muda. Berusia di bawah 25 tahun hanya seorang yang berusia 26 tahun. 

Kebanyakan mereka menurut keluarganya tipikal pemuda yang taat agama. Fais misalnya, setiap pagi selalu mengaji tuk membangunkan tidur keluarganya jika subuh tiba. 

Sedangkan Khadafi yang orang tuanya berasal dari Sulit Air Sumatra barat tahun ini rencananya akan wisuda. Sayang kebahagiaan itu terengut oleh peluru tajam.

Ada lagi yang memang sejak kecil telah menjadi yatim dan selalu membantu ibunya berjualan di pasar. Rata-rata mereka bukan kalangan orang berada,  namun ingin berjuang membela Islam sehingga mendaftar sebagai anggota FPI.

Berita kematian itu membuat penulis dengan tiga orang emak-emak ingin ikut mengantar dan langsung meluncur ke Megamendung. Ternyata di sana mobil mobil dari simpatisan dan anggota FPI berbagai daerah di Jawa barat dan Jawa timur pun banyak berdatangan. 

Tetapi untuk masuk ternyata tidak mudah karena harus melalui penjagaan di posko 1 & 2. Berkat izin dari salah satu pimpinan di Jakarta akhirnya rombongan penulis bisa masuk. Penulis melihat enam liang lahat di bawah pohon yang tinggi tegap disiapkan di lahan kosong milik HRS.

Setelah melihat suasana pesantren dan liang Lahat akhirnya rombongan kami harus balik Jakarta karena ternyata hingga jam 7 malam informasi bahwa jenazah belum bisa diambil. 

Di Jakarta enam korban penembakan itu setelah dishalati dibawa dengan ambulans pukul 2 malam ke Megamendung. 

Ada peristiwa yang unik menurut saksi mata ketika rombongan puluhan mobil itu mau masuk tol Slipi tiba tiba lampu Tol mati begitu juga palang pintu tol. 

Akibatnya iring iringan mobil masuk dengan lancar. 

Di sepanjang jalan setelah keluar tol memasuki Megamendung banyak masyarakat menyambut. 

Tiba di Pesantren Agrikultural Markaz pukul 4 dinihari sambil bersiap salat subuh, menantu HRS yang dipanggil ustad Hanif tampak beberapa kali menangis ketika berbicara. Dirinya sedih karena dirinya berhasil selamat ditolong oleh para laskar itu. Saat kejadian mobilnya berada di belakang mobil HRS.

Sebelum dibawa ke liang lahat HRS memimpin berdoa dan menceritajan kronologi kasus itu. HRS dengan kesedihan yang ditahan berharap pengikutnya sabar dan menahan diri. 

Ia meminta keadilan atas kematian anggotanya. Pukul 6 di subuh yang dingin itu akhirnya proses pemakaman berlangsung lancar disaksikan ulama seperti ustad Bachtiar Nasir dan para tokoh serta ribuan jamaah. Menurut salah satu saksi darah segar masih terlihat di kafan seorang Syuhada. 

*Aksi Kemanusiaan*

Sebagai mantan wartawan hukum dan kriminal dari sebuah TV, penulis telah mengenal FPI sejak baru berdiri tahun 1998 silam.  

Saat itu mereka berombongan mendatangi sebuah kafe di daerah Kemang yang buka 24 jam dan menjual miras yang dianggap bertentangan dengan syariat  Islam. Mereka memprotes dan meminta tidak dibuka 24 jam. 

Apalagi jika dibuka dekat sekolah atau masjid mereka tidak segan mendatangi Pemiliki sekalipun dilindungi oknum aparat. 

Setiap mereka mendatangi tempat hiburan kebanyakan malam hari dan berada di darah Jakarta Barat, penulis selalu datang meliput dan tidak pernah melihat ada yang membawa kayu apalagi senjata api. Juga saat meliput mereka dalam aksi demo atau ketika mereka turun menolong korban bencana. 

Sejalan waktu anggota FPI terus bertambah menjadi puluhan ribu anggotanya. Perkembangan keanggotaannya meluar hingga di berbagai daerah, sekalipun mereka hanya menjadi relawan tanpa dibayar. 

FPI juga terus membenahi internal mereka termasuk mendidik cara bersikap menghadapi masyarakat agar lebih humanis hingga benahi urusan seragam mereka yang semakin putih dan necis. 

Untung mengetahii apa dan bagaimana FPI tahun 2000 awal bersama beberapa wartawan penulis ikut mewawancarai HRS.

Tokoh yang kini memiliki jutaan pengikut itu ternyata tokoh yang ramah dan suka membaca. 

Seiring smakin banyaknya bencana di Indonesia membuat FPI tergerak turun membantu para korban bencana.

Puncaknya saat tsunami di Aceh tgl 26 Desember 2004 silam. Aksi kemanusiaan FPI diancungi  jempol banyak pihak. 

Sayangnya saat tsunami Aceh penulis tidak bisa melihat aksi kemanusiaan FPI yang dipimpin langsung IB mereka HRS. 

Lantaran penulis masih trauma parah naik pesawat. Padahal sudah ditugaskan kantor untuk berangkat ketika Tsunami maha dahsyat subuh itu terjadi. 

Tetapi aksi FPI menolong korban tsunami  terdengar hingga ke mana mana bahkan membuat kagum dunia. Video tentang aksi FPI di Aceh itu hingga kini masih beredar. 

Kekaguman atas kiprah FPI tak urung membuat banyak yang merasa berduka atas tragedi ini sehingga donasi tuk membantu keluarga korban terus berdatangan. Informasi yang beredar di medsos mencapai lebih dari 1 milyar rupiah. 

Penulis berharap semoga insiden sejenis tidak berulang apalagi menimpa mereka yang hanya ingin mengawal Imam besar mereka.


Tuesday, 10 November 2020

Petamburan yang Membahana

Sudah sepekan lamanya informasi kepulangan Habib Riziek Shihab (RHS) ke Tanah Air menjadi perbincangan khalayak ramai. Ini pula yang membuat masyarakat dari berbagai pelosok berkeinginan menjemputnya langsung dari Bandara Soekarno Hatta.Sudah menjadi kebiasaan umat untuk saling kompakan untuk bisa datang bareng.

Semisal Sofia dari Lampung Selatan. Dia dan rombongannya yang tergabung dalam grup MPI atau Mujahidah Pembela Islam bergerak langsung memesan bus. 

Rombongnan berjumlah 200 orang itu sejak Senin sore telah berangkat dari Lampung. Tiba di Jakarta pukul 02.00 dini hari dan langsung bergerak menuju di Bandara Soekarno Hatta. 

Berniat mau beristirahat dan sholat di mesjid bandara ternyata oleh petugas mesjidnya ditutup dan dimatikan lampunya. Para emak itu sempat beradu debat dengan petugas. 

Sofia dan teman temannya akhirnya kembali beristirahat di dalam bus hingga subuh. Rasa penat pun hilang menjadi kegembiraan tatkala mendengar pesawat dari Jedah telah mendarat di landasan pacu Bandara Soekarno Hatta.

Lain lagi Faisal, pria pengusaha konveksi ini bersama 32 temannya mereka datang dari Demak sejak Senin sore. Mereka hanya ingin langsung ke Petamburan posko FPI. 

Begitu juga ribuan santri dari berbagai daerah serta pengagum HRZ. 

Ada yang langsung ke bandara ada yang hanya ingin ke Petamburan tapi kedatangan umat menyambut Imam Besar Habib Riziek Shihab atau HRS memang fenomenal. Yang belum pernah terjadi di Indonesia. 

Adanya pengerahan pasukan tuk pengamanan bandara tidak menciutkan nyali umat yang telah berbondong bondong datang dari Jabodetabek hingga berbagai daerah.

Banyak juga dari Malaysia. Mereka datang dengan pesawat sehingga tidak terkendala kemacetan. Lain dengan rombongan bermobil di mana mereka harus beradu otot dengan aparat karena mereka dilarang masuk. 

Termasuk insiden larangan memasuki mesjid bandara oleh petugas keamanan. Setelah jam 3 dini hari baru umat bisa memasuki mesjid dan melakukan zikir di sana hingga subuh menjelang. 

Hingga Senin malam info aksi larangan tersebut ramai muncul di WAG dan media sosial. Akibatnya banyak yang nekat berjalan kaki berkilo-kilo meter tuk tetap bisa masuk bandara. Tetapi menjelang subuh kehadiran (mungkin) jutaan orang ke bandara membuat aparat akhirnya membiarkan massa masuk menjemput imam besar mereka.

HRS tiba beberapa menit sebelum pukul 9 pagi dengan empat orang putrinya dan istri tercinta, Syarifah. Histeria tak terhindarkan. Umat yang rindu dengan imam mereka yang terusir selama 3,2 tahun di Makkah membuat suasana sangat mengharukan. Teriakan nama Habibana dan takbir bersahut sahutan. 


Shalawatanpun bergema menyambut HRS. Di mobil jeep yang terbuka atasnya muncul sosok HRS yang terus tersenyum dan itu berlangsung berjam jam hingga mereka tiba di daerah Petamburan Jakarta barat.

Rasa cinta kepada Imam besar HRS membuat mereka banyak yang nekat berjalan kaki dari bandara hingga Petamburan. 

Di sekitar Petamburan ternyata umat yang menanti juga sangat banyak diperkirakan ada 2 juta orang di sana. Spanduk bergambar HRS terpampang di mana mana. Keramaian sangat luar biasa ditambah banyaknya pedagang yang pergunakan kesempatan itu tuk mencari uang.

Tim medis tim makanan semua tumplek menanti kedatangan HRS di daerah Petamburan. Di dekat markas FPI atap rumah, pohon hingga tiang listrikpun menjadi pijakan orang orang agar bisa melihat HRS secara lebih jelas. 

Dan saat tiba di markas FPI sekitar pukul 2 siang HRS beristirahat sekitar setengah jam. Beliau dikhabarkan sempat mengalami dehidrasi. 

Setelah makan siang, HRS langsung menemui tokoh tokoh agama, santri serta umat yang hadir di markas FPI dan menceritakan tentang dirinya yang dikriminalisasi.

Tanpa rasa Takut HRS mengaku tidak ada rekonsiliasi jika masih ada kezaliman. Bukan hanya itu tuk balik ke Indonesia sempat ada 3x upaya membatalkan tiket dari pihak tertentu.

HRS menceritakan masalah yang dihadapinya termasuk tudingan dirinya akan dideportasi dari Arab Saudi.

"Hidup saya sangat nyaman di sana, rezeki selalu ada dan anak anak saya malah bisa menghapal 20 jus Alquran. Saya juga berhasil menyelesaikan doktor saya," paparnya disambut takbir jamaah. 

Hanya karena ingin berdakwah makanya saya harus balik ke Indonesia. 

Istri HRS Syarifah mengaku suaminya tidak berkurang rasa takutnya hingga kini. HRS sudah mewanti wanti harus siap jika terjadi apa apa dengan dirinya.

Tuesday, 3 November 2020

Aksi Demo Macron Di Indonesia




Dua lelaki sepuh yang tinggal di Kebun Baru, Kampung Melayu, Jakarrta Timur mengayuh  sepedanya menuju Kedubes Prancis yang berlokasi di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka adalah Fachri, pensiunan Telkom dan satunya lagi Gito berusia 63 tahun, pensiunan RRI.

Di jalan mereka bertemu dengan rombongan dari pengurus Masjid Ijtihad, Tebet. Rombongan massa itu mengendarai  lebih 100 motor serta puluhan mobil pribadi lengkap dengan sebuah mobil komando.

Sepanjang jalan bendera Ar Royan dikibar kibarkan diselingi gema takbir. Di mobil komando teriakan lantang kecaman terhadap Presiden Perancis Macron terus diteriakan. Macron adalah teroris sebenarnya kata seorang pria di mobil komando itu. 

Rombongan santri juga sudah terlihat sejak pagi. Mereka berasal  sebuah pesantren di Desa di Cibinong bergerak menuju satu titik. Kedubes Prancis.

Berbekal uang seadanya mereka menuju Jakarta. Dua bus dan sebuah angkutan truk menjadi alat transportasinya.

Begitu juga seorang sopir ojek online yang baru menikah nekat membawa istrinya yang berusia 19 tahun serta bayinya yang baru berusia 4 bulan ke aksi Bela Nabi Muhammad SAW.

"Lho tidak takut Covid dek?" sapa saya. "Insya Allah aman Bu," jawab Irman sebut saja nama suami dari ibu yang membawa bayi itu."

Apa masih ngojek sebelum ke sini,?" tanya saya lagi.  "Iya Bu, sudah acara saya bawa pulang istri dan anak terus saya lanjut ngojek lagi," katanya. "Biar hidup kita pas pasan tapi ulah Macron tidak bisa kita biarkan. Kita harus bela agar dunia tahu kita sangat mencintai Rasulullah," katanya tegas. 

Lain lagi dengan Dimas. Pria beralamat di Jakarta Barat itu hanya selang 3 hari jelang aksi bela Nabi Muhammad SAW langsung beli beberapa kertas karton untuk ditulisinya dengan berbagai tulisan. Semuanya dimodali sendiri oleh Dimas yang kerja sehari harinya di perbankan dan properti. 

Aksi Dimas dilakukan sejak dulu karena alasan keumatan. Bagi kalangan emak-emak, Dimas memang sangat populer dan selalu menanti kehadirannya di arena aksi demo. 

Baik Dimas, Irman dan isterinya, maupun dua lelaki sepuh tadi, adalah bagian dari puluhan ribu umat Islam yang kemarin datang berunjuk rasa di Kedubes Perancis. Mengingat massa yang sangat banyak aparat melakukan penjagaaan super ketat.

Nenek kakek, ayah bunda, para emak dengan komunitas mereka yang berseragam juga sepasang kekasih hingga dua anak SMP yang berbaju koko juga tumplek di sana. Mereka hanya ingin memprotes kebijakan presiden Perancis Macron yang membolehkan karikatur Nabi Muhammad dipasang di negara Eiffel itu.

Sedangkanpara alim ulama di atas mobil komando FPI bergantian mengecam kebijakan Macron. Macron tidak lebih dari pemimpin Rasis yang ingin merusak kedamaian dunia ucap mereka. 

Ustad Haekal Hasan tampil dengan berbahasa Inggris juga mengecam Macron dengan sebutan teroris. 

Di depan mobil komando umat berkumpul hingga di atas jalur Halte Trans Jakarta,  belakang Sarinah dan depan kantor Bawaslu. Di sebelah Kedutaan barikade dan ribuan pasukan menjaga Kedubes Perancis. 

Umat membawa ratusan bendera Aroyan dan foto besar Imam besar Habib Riziek Shihab berkibar terus menerus seakan ikut hadir di sana menyaksikan Ghiroh umat Islam Indonesia yang tidak terima Nabi Junjungan mereka dihina oleh Macron.

Di depan mobil komando tampak seorang supir bajaj juga berdiri dengan penuh semangat sambil mengibarkan bendera Rasulullah tanpa kenal lelah berbaju hitam  lengkap dengan beskap di kepalanya, dirinya menjadi perhatian umat. 

"Walau hanya sopir bajaj saya terhina dengan kelakuan Makaroni itu bu," kata Iwan salah seorang pengunjuk rasa. 

"Saya marah makanya saya datang sejak jam 10 ke sini dengan bajaj saya. Kita ada 5 bajaj beriringan ke sini," katanya penuh semangat. 

Dalam aksi itu ulama dari mobil komando meminta umat yang hadir tuk membantu korban gempa di Turki.

Tidak lama kemudian puluhan pemuda langsung mendatangi satu persatu umat dengan kain sarung besar tuk menampung sumbangan umat. Infonya, hingga sore, dana yang terkumpul mencapai 55 juta rupiah. 

Di depan gedung Jakarta Theater foto Macron di pasang di sepanjang jalan tuk diinjak oleh massa yang berlalu lalang termasuk mobil. Jalan itu menjadi ajang tuk berfoto. 

Udara yang mendung dan sejuk membuat massa bertahan selama lebih 5 jam dan baru berakhir damai setelah para ulama meminta semuanya pulang ke rumah masing masing karena misi mereka telah tercapai yakni mengecam kebijakan Macron langsung di depan Kedubes Perancis. 

Aksi mengecam presiden Perancis juga dilakukan di belahan dunia lainnya. Di Mali Afrika malah Kedubes Perancis dihancurin warga setempat.


Semoga ke depan tidak ada lagi pemimpin dunia yang melakukan penghinaan kepada Nabi Junjungan umat Islam atau Nabi manapun. Dunia yang damai didamba semua umat manusia.

Tuesday, 13 October 2020

Umat Islam Menolak Omnibus Law

 Sebut saja namanya ibu Atin. Dia bersama kakaknya Hari berboncengan menggunakan sepeda motor dari Kramatjati, Jakarta Timur melaju menuju Patung Kuda, Jakarta Pusat. Di motor itu juga ada seorang bocah duduk sambil memegang dasboard sepeda motor yang dikekudikan Hari.



Tiba di lokasi, ibu berusia 67 tahun itu turun dari sepeda motor untuk berbaur dengan ribuan massa yang hendak mengikuti aksi Menolak UU Omnibnus Law. Namun, saat si bocah bernama Ryan itu mau diturunkan tiba tiba byuuuar muntahan tumpah dari mulut bocah usia 2,5 tahun itu. Beberapa pemuda yang sedang duduk di sekitar kerumunan massa itu pun dibuat kaget dan mereka reflek membantu si nenek.



Hari sang kakek bocah itu hanya bisa senyum kecut. Motor yang baru dicucinya sebelum berangkat kini telah kotor bagian depannya.  Di sebelah sana banyak yang menjual minuman tetapi si kakek lebih suka melap motor itu dengan kain bukan menyiram. 

Si kakek sibuk si nenek juga sibuk mengurus bocah yang ternyata hiper aktif. "Saya bawa karena ibu si bocah yang anak saya itu sedang kerja sedangkan bapaknya sudah kawin lagi tutur si nenek. 

Si nenek nampak  kewalahan dengan si bocah hingga menjadi perhatian para pemuda yg duduk di sana. Makanan dalam dos yang dibagi seorang ibu dibuang si bocah.

Kenapa ingin ke sini Bu? Iya saya diajak kakak saya, kami ingin berbaur dengan umat Islam kan ada ajakan dari ulama kami kata si nenek. 

Di sebelahnya ada seorang pemuda mengaku mahasiswa dari Grogol. Dia nampak mengurut kakinya yang sakit. Dia bercerita hari Kamis lalu saat aksi menolak Omnibus Law digelar ribuan mahasiswa dan buruh di lokasi yang sama dia terjatuh. 

Saya sempat terinjak Bu untung bisa lari lagi bersama ribuan mahasiswa saat gas air mata mulai ditembaki aparat.  Ini memar kaki saya sambil dilihatin lutut kanannya yang masih biru. 



Kok datang lagi? Iya karena ada undangan tuk menolak UU Cilaka itu katanya. Saya akan datang karena UU tersebut menyangkut masa depan saya juga. 

Tiba tiba terdengar suara gemuruh ternyata suara nyanyian tolak UU Omnibus Law yang diplesetkan UU Cilaka dari rombongan pemuda yang suka menamakan dirinya Avengers. Ada yang berjas almamater tapi sebagian besar tidak berseragam. Sekilas mereka mirip anak sekolah menengah atas dan bawah  Mereka muncul dari Patung Tani. 

Ada lebih 400 orang mereka bergandengan tangan.

Kecaman terhadap pemerintah ini dan DPR mereka nyanyikan dalam lagu sambil membawa bendera beraneka tulisan kecaman. 

Belum 10 menit datang lagi para orang tua bersama dengan anak muda yang berjalan dengan heboh sambil menunjuk nunjuk pohon, sempat bingung rupanya mereka teriak turun turun di sambut ketawa yang melihat. 

Di sebelah sana persis depan gedung Indosat di mobil komando para ulama serta seorang emak sedang berorasi. Di depan mereka ribuan umat hadir dan dijaga pasukan FPI. Di sebelah mereka ada batu pembatas dan kawat berduri. 

Aparat keamanan berada di sana sambil melihat aksi massa..

Dalam orasinya mereka meminta pemerintah mencabut UU Omnibus Law karena merugikan semua pihak bukan hanya umat Islam. UU tersebut menurut pendemo dinilai berpotensi membuat kehancuran bagi Indonesia. 

Tiba azan Dhuhur orasi dihentikan dan massa sebagian keluar dan sebagian ke masjid di jalan Sabang. 

Para pedagang seperti biasa pun ada tetapi para relawan dari berbagai komunitas seperti Maharani Peduli kembali menunjukan aksi sosial mereka dengan membawa ribuan minuman dalam botol juga roti dan makanan. Cairan handsantiser pun mereka bagi.

Di sebelah sana ada juga sebuah mobil yang membagikan kurma dan minuman. Di sebelahnya berjejer mobil ambulans. 


Orasi kembali dilanjutkan dan sekitar jam 3 para tokoh yang berada di mobil komando mengumumkan aksi berakhir dan meminta umat pulang ke rumah masing masing. 

Belum 10 menit mobil komando jalan diiringi banyak umat dikawal FPI tiba tiba terdengar tembakan gas air mata dari dalam Monas.  

Rombongan yang berjalan belum jauh memjadi panik terutama para ibu juga ortu. Berlarian mereka menyelamatkan diri.

Ironisnya anak anak muda malah maju dan melempari aparat. Aksi lempar dan tembakan gas bagai sedang perang pun terjadi. 

Warga dipaksa mundur hingga patung tani, sebagian ibu bersembunyi di lapangan IRTI. 

Aksi melawan aparat terus terjadi, mereka sangat militan walau dengan batu dan botol mereka terus nekat mendatangi aparat Brimob yang berpakaian hitam hitam itu. Gas air mata ditembakan memenuhi udara Jakarta terutama sekitar Tugu Tani juga di sekitar Sudirman. 



Mobil ambulans yang membawa korbanpun mulai lalu lalang dikawal motor-motor untuk membuka jalan. Mereka sangat gesit. 

Entah bagaimana di Cikini raya mobil ambulans dihadang aparat yang dari Tugu Tani. Dua mobil ambulans dihentikan dan sebuah mobil nekat melarikan diri hingga akhirnya dikejar dan ditembaki. 

Tiga penumpang mobil ambulans dari Tim Rescue Ambulance Indonesia atau TRA langsung digelandang di bawa ke Polsek Menteng.  Mobilnya pun ikut di bawa. 

Kepada penyidik Marvel tim medis mobil itu mengaku panik dan takut dipukul mobilnya makanya melarikan diri. 

Di dalam mobil itu ditemukan selongsong gas air mata bukan batu seperti tuduhan orang di medsos. 

Sedangkan ambulans milik Yayasan Al Akhyar yang sempat dipukul hingga pecah kacanya dibawa warga ke arah Kalipasir dan di sana dua korban kena gas air mata dirawat hingga akhirnya korban itu dibawa ke RS karena kondisinya sangat parah diduga sakit jantung. 

Saat yang sama ratusan anak anak muda yang berada di gedung Gerakan Pemuda Islam dan PII di Menteng Raya usai tawuran massal itu didatangi aparat yang membawa mereka ke Polda. 

Dan di daerah Kwitang yang tidak jauh dari gedung GPI ternyata terjadi lagi aksi lempar batu dan tembakan gas air mata.

Hingga kapan kondisi menakutkan ini akan berakhir? 

Warga sudah tidak peduli dengan masalah Covid tetapi pasal perpasal dalam UU Omnibus Law itu membuat Indonesia kini menjadi kacau balau terlihat dari aksi penolakan di berbagai daerah hingga membuat banyak kerusakan. 

Yang korbanpun semakin banyak berjatuhan bukan hanya di kalangan warga tetapi aparat juga. Aktivis yang biasa bersuara keraspun ikut diciduk hingga membuat kecaman berbagai pihak.###

Thursday, 8 October 2020

Kekerasan Akibat UU Omnibus Law

 

Sayup sayup dari kejauhan terdengar suara nyanyian..Revolusi revolusi. Belakangan baru diketahui nyanyian itu dikumandangkan para buruh. Mereka berasal dari perusahaan otomotif dan sejumlah pabrik dari Bekasi yang saat itu melintas di depan Balaikota. Seragam mereka biru muda, beriringan mengikuti mobil komando.

Tak lama lagi menyusul ribuan mahasiswa berjas hijau & Merah dengan mobil komando juga. Mereka menaiki beberapa bus besar. 

Lagu mereka juga nyaris sama tentang revolusi diselingi lagu mars perjuangan dan sesekali di antara mereka meneriakan kecaman tentang Omnibus Law.

Saya duduk di kursi taman yang ada di sana berdua dengan teman penulis terkenal Pipiet Senja. Kita mengamati kedatangan mahasiswa sambil membicarakan hal-hal kekinian di negeri ini. 

Selang beberapa lama,  datang lagi rombongan mahasiswa berjas kuning. "Jaga barisan ...jaga barisan," teriak komandannya. Tali melingkari mereka. Mahasiswi dan mahasiswa berbagai universitas itu tumplek sekitar patung kuda depan Indosat dan pertigaan Sabang.

Ternyata sebagian sudah maju mengarah dan berhadapan dengan aparat kepolisian yang berjaga persis di depan gedung RRI dan perkantoran sekitar istana itu.

Teman saya yang penulis itu akhirnya pamit pulang karena kondisi yang semakin ramai. 



Jika sebagian para pengunjukrasa mendekati aparat di dekat patung Arjuna Wiwaha itu, ribuan mahasiswa lainnya dari berbagai kampus duduk manis mendengarkan orasi dilakukan pimpinan mahasiswa di atas mobil komando.



Masalah Omnibus law lagi lagi dikecam mereka. Berbagai umpatan mereka lemparkan ke DPR.

Tiba-tiba saja tembakan gas air mata terdengar memancing yang sedang duduk ikut lari ke patung Indosat. 

Tembakan dari moncong senapan aparat semakin gencar karena mahasiswa juga semakin nekat melakukan aksi lempar batu dan sejumlah botol melayang ke arah petugas.

Tiba-tiba ada yang melempar kaca pospol di dekat patung Arjuna dan yang lain ikut menghancurkan kacanya.



Dan beberapa mahasiswa mulai dibawa ke mobil ambulance yang ada di sana. Salah satunya punya Mer-C. Mereka terkena serpihan gas air mata. 

Air air teriak mereka, bertumbangan mahasiswa ada lebih 25 orang tetapi tembakan smakin gencar. Mobil ambulance pun hrs mengungsi. 

Mobil Tv One dan Metro Tv pun ikut mulai dipindahkan. 

Belum 5 menit tiba tiba mahasiswa berteriak menginfokan ada aparat dari arah Jl Sabang.  

Padahal mereka juga dikejar dari gedung Indosat. Sebelum pasukan Brimob dari Sabang muncul, kobaran api mulai melahap pospol polisi itu.

Mereka berlarian panik ribuan termasuk saya.

Banyak yang berjatuhan saking panik sehingga menabrak motor motor yang diparkir di sana.

Beberapa mahasiswa saking panik melompati pagar Irti dan refleks saya mengikuti mereka. 

Ternyata pagar itu sangat tinggi, tapi karena  terdesak saya berhasil memanjatnya. Sebelumnya tas telah dilempar ke dalam halaman Irti tetapi saat hendak meloncat muncul keraguan karena pagarnya cukup tinggi sekira 2.5 meter.  

Beruntung ada anak muda berkaos biru tua berkata "injak bahu saya sj bu". 

Tanpa berpikir panjang sy menginjak dia dan berlari ke dalam tuk mencari air akibat perihnya mata. 

Di sana banyak pedagang yang ikut panik karena gas pun ikut ditembak ke dalam. 

Beruntung ada yang menjual air.  Tanpa berpikir lama air segera disiram ke mata yang sangat perih. 

Sedangkan suasana di luar parkiran semakin panas tembakan semakin banyak dan mahasiswa tetap nekat melempari mereka dengan batu dan botol.


Tiba tiba pasukan Brimob berbaju hitam masuk ke dalam area pedagang, mereka langsung membentuk formasi berlindung dengan tamengnya. Tak berselang lama terdengar bunyi lemparan termasuk bunyi pecahan kaca. 

Saya hanya bisa melihat dari jauh dan selang 5 menit pasukan pergi. Tiba tiba banyak pria dan pedagang perempuan marah marah ke beberapa tentara yang berjaga. 

Rupanya gedung kantor mereka hancur dilempari mahasiswa. 

Pak Usman sebagai ketua protes karena gara gara polisi masuk ke sana sehingga membuat mahasiswa menyerang. 

Andai polisi tidak masuk aman saja katanya marah.

Kami berencana mau meminta ganti rugi ke Kapolda katanya yang didukung pedagang lainnya.

Beberapa pedagang perempuan juga marah karena anak kecil mereka kesakitan kena gas air mata. 

Setelah kondisi di rasa aman, saya ingin keluar dari area aksi demo. Di depan jln Sudirman Thamrin tapi asap hitam terlihat dari jauh.

Aparat bersiaga di mana mana banyak jalan ditutupi hingga pengemudi motor harus mencari jalan tikus. Akhirnya karena waktu mepet untuk sholat saya  akhirnya mampir  ke sebuah gedung di Sudirman. Di sepanjang jalan pemandangan kerusakan terpampang jelas.

Ternyata di dalam gedung itu ada 3 mahasiswa yang sedang shalat Ashar.  Mereka mengaku terpaksa sembunyi di sana karena dikejar aparat. 

Di luar sana, aksi demo ribuan pengunjukrasa  masih berlangsung. Hampir semua ruas jalan diblokade aparat, padahal saat itu berbarengan dgn waktu bubaran kantor. 

Dalam aksi demo itu ada 300an ratusan pengunjuk rasa digelandang aparat kepolisian. Sehari sebelumnya aparat juga menangkap setidaknya lebih dari 200an  pendemo. Hal itu dijelaskan pihak Humas Polda metro jaya. 


Andai saja DPR dan Pemerintah bersikap bijak dengan menolak membahas RUU Omnibus Law mungkin saja hari ini tidak terjadi aksi anarkis dan tidak ada perlawanan ke aparat. 

Aksi anarkis menjalar ke berbagai tempat di Indonesia terutama di Jakarta. Aksi penjarahan juga tlah terjadi. Atas kondisi itu  Menko Polkam Mahfud MD beserta petinggi lainnya menyatakan akan bersikap tegas kepada pelaku anarkis.




Tuesday, 6 October 2020

Ketika Suara Buruh Tidak Didengar

 


#DPRRIKhianatiRakyat

#DPRImpostor (hanya yang muda yang tahu)

#DPRDisbandParty

#TandatanganiPetisi

Dan lain lain termasuk Tiktok ala Milenial ikut meramaikan aksi turun para buruh hari ini setelah DPR di rapat Paripurna menggolkan UU Omnibus Law.





Waooo sejak kemarin malam Twitter..Fesbuk..WAG dan lain lain ramai dan semakin menjadi tadi pagi terkait diundangkannya UU Omnibus Law.

Taggart diikuti ribuan orang terutama kaum milenial.

Putriku yang masih kelas 1 SMA mengaku "Generasi Z" generasi mereka juga sibuk mengamati serangkaian kegiatan legislasi di DPR itu. WA grup ramai dan dia sibuk memerhatikan percakapan teman teman kelasnya yang sejak semalam ribut mengikuti rapat di DPR. 

"Akhirnya saya juga bersuara dengan mengatakan " mungkinkah inikah tanda kehancuran demokrasi di negeri ini.?"..

Masalah Puan Maharani memblok mike anggota Partai Demokrat yang mau berbicara juga serius dibahas mereka. Ketua DPR kayak apa tuu kecam temannya. Demokrasi paling buruk balas yang lain. Generasi Z bisa bersikap kritis apalagi generasi di atas mereka yakni Milenial. 

Seorang ibu yang hanya ibu RT bercerita di Grup Emak jika WAG anaknya yang kuliah di Depok itu juga ramai sejak semalam. Sumpah serapah mereka lepaskan. 

Mereka menyesal aksi turun menuntut pembatalan RUU Omnibus Law beberapa waktu lalu dia sia.

"Mungkin kita kurang berjuang" kata mereka.

Di kalangan para emak juga bapak-bapak di WAG tak kalah ramainya. Hujatan pun tak urung terlontar.

"Saya punya anak 4 sekarang mereka masih kecil. Bagaimana nasib mereka kelak katanya sedih. "Masak anak saya nanti hanya jadi pekerja kontrakan seumur hidupnya?" kata salah seorang emak-emak.

Dulu saya bekerja 3 tahun di sebuah media  massa sudah diangkat dan dengan jadi pekerja tetap, biaya medis, dan lain lainnya ditanggung perusahaan. 

Namun perlakuan beda terjadi pada karyawan kontrak yang tidak mendapat apa apa kecuali upah. 

Di pasal UU ini perusahaan bisa memPHK mereka jika mereka mau dan pekerja tak berdaya celetuk ibu lainnya. 

"Ibu bu..anak saya yang saya sekolahkan hingga berbiaya ratusan juta juga nasibnya nanti mengerikan". Curhat ibu bernama Tia.

Sebentar lagi dia melamar kerja tapi dengan UU yang baru disahkan tanggal 5 Oktober itu tentu sangat tidak menguntungkan buat dia. Saya tidak punya banyak uang tuk bantu dia buat usaha curhat siibu. 

Si ibu tanpa ampun menyumpahi semua mereka yang mendukung UU itu. Aamin Aamin ramai menjawab baik dg emoticon atau tulisan. Semua marah & kecewa. 

Ya siapapun pasti kecewa kecuali pengusaha?

Dengan UU Omnibus Law baru ini yang diketok Puan Maharani putri mantan presiden Megawati itu. Menjadi catatan hitam bangsa ini.

Nyaris tidak ada pasal yang dirasa menguntungkan para pekerja dalam UU kontroversial ini. 

Refly Harun mengamat Politik dan ahli Tata Negara dalam video chanelnya dengan judul "Benar benar UU Cilaka" menyatakan ' Pengusaha bisa saja siap siap melakukan PHK dengan dalih Resesi. 

Karena dalam UU yang baru Pengusaha diperbolehkan melakukan PHK kapanpun secara sepihak.



UU tersebut menguntungkan pengusaha terutama pengusaha Asing tutur Refly.

Poin yang membuat para abege atau generasi Z, Para Milenial para ibu bapak dan terutama para buruh karena poin poin dalam UU yang diumumkan tengah malam itu dinilai sangat tidak berpihak pada keadilan.

Sebagai generasi muda UU tersebut menjadi hantu belau yang menakutkan karena nasib mereka terancam di UU yang diumumkan tengah malam.  

Malam identik dengan kegelapan artinya Indonesia madesu atau masa depan suram tergambar jelas di mata mereka. 

Di antaranya pasal yang sangat merugikan para buruh.

- Soal gaji sekarang berpegang pada UMP atau upah minimum propinsi sedangkan UMK atau upah minimum kabupaten dihapuskan. UMP biasanya lebih rendah dari UMK

-Hak2 cuti termasuk cuti melahirkan dihilangkan dan tidak ada pergantian

-Tidak ada denda bagi pengusaha jika mereka terlambat membayar. 

-Tidak ada pesangon bagi buruh yang telah menerima 3x surat peringatan. Dipecat tanpa pesangon.

- Semua hak cuti dihilangkan. Begitu juga hari libur lebaran hanya pada tanggal merah.


- Ironisnya pekerja asing bebas masuk dan bekerja di negeri ini. 

Ada 13 butir aturan yang membuat meradang para pekerja terutama para buruh yang hidupnya kebanyakan di bawah garis kemiskinan. 

Dengan upah UMP di bawah 4.5 juta tuk Jakarta dan bisa hanya 2.4 juta di daerah siapa yang sanggup bertahan hidup apalagi jika mereka memiliki banyak anak atau keluarga yang harus ditanggung.

Dan jika mereka di PHK tentu menjadi lonceng kematian bagi buruh dan keluarganya karena tidak ada pesangon. 

Jangan heran kemarahan pimpinan Konfederasi serikat buruh Indonesia Said Iqbal yang meminta para buruh tuk memprotes UU baru itu disambut gemuruh para buruh.

Selama 3 hari mereka tidak akan bekerja dan sejak kemarin mereka tlah turun ke jalan. 

Puncaknya hari ini di berbagai kota terutama di Jabodetabek, Serang, dan Cilegon yang memiliki banyak pabrik ribuan buruh stop bekerja. Yang masih bekerja didatangi tuk ikut turun. 

Semua mereka kompak tinggalkan tempat kerja mereka. Semua turun ke jalan jalan termasuk depan Gedung DPR MPR. 

Aksi buruh turun ke jalan disambut masyarakat yang ikut geram dengan ulah anggota dewan itu.

Sebagai wakil rakyat mereka sangat kaya raya, jangan heran pameran mobil mewah menjadi hal biasa terlihat di halaman gedung DPR MPR. 

Beda dengan rakyat yang memilih mereka terutama para buruh. Bermotorpun kebanyakan harus kredit begitu lama.

Mereka yang harusnya menjadi suara suara rakyat malah terlihat menjadi wakil suara pengusaha?

Akibatnya tulisan kecaman hari ini juga mengalir deras. Banyak pengamat termasuk suara para tokoh termasuk dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia KAMI menyesalkan ulah anggota dewan itu. 

Apalagi hanya dua partai yang bersikap konsisten berada dengan para pekerja. Yah Partai Demokrat yang biasanya seiring sekata, setuju dalam berbagai UU kontroversial kemarin bersikap tegas menolak begitu juga PKS yang hingga kini masih Istiqomah membela rakyat banyak.

Suara rakyat adalah suara Tuhan tapi mereka menganggap enteng. Pembuat aturan mungkin lupa ada pertanggung jawaban dunia akhirat.

Jerit tangis jerit kemarahan para pekerja para buruh bisa menjadi senjata mengerikan buat mereka. Smoga Allah masih menjaga Bangsa ini.



Tuesday, 18 August 2020

KAMI Ada Untuk Indonesia

 Iis seorang Lawyer yang tergabung dalam ormas Pejabat ( Pengacara dan Jawara Pembela Rakyat) sejak jam 7 pagi  telah berangkat dari Bogor bersama 40 teman temannya menuju Tugu Proklamasi.


Di Tugu Proklamasi Iis bertemu dengan 100 anggota Pejabat yang diketuai Eka Jaya.  Mereka  telah kompakan ikut menghadiri Acara perayaan 17 Agustus dan deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI selain Iis,  Syahpuddin ayah 4 orang anak dari Banten juga telah tiba pukul 9 pagi bersama 8 temannya.  

Mereka bukan dari ormas tapi rakyat kecil yang ingin mendukung keberadaan KAMI.  Berjubel rakyat datang menghadiri acara Deklarasi KAMI yang diketuai mantan ketua MUI Prof. Din Syamsuddin hingga melebihi target panitia yakni 3000 orang.


Sekitar 40 orang Alumni UI atau ILUNI yang tergabung dalam UI Watch dengan berjas Kuning mereka tampak semangat menghadiri acara KAMI. Begitu juga alumni ITB dan berbagai kampus lainnya ikut hadir karena mereka adalah intelektual yang resah dengan kondisi bangsa ini. 

Puluhan tokoh ikut hadir di antaranya putri mantan presiden Soeharto, Siti Hediaty atau mba Titie. Selain itu hadir pula para deklarator yang berjumlah lebih dari 100 orang salah satunya Abdullah Hehamahua mantan penasehat KPK. Tak ketinggalan para emak militan yang semarak dengan baju merah putih mereka. 


Tugu Proklamasi yang biasanya sepi kini menjadi semarak. Tenda dan bendera merah putih berkibar dengan cuaca yang sangat bersahabat setelah paginya Jakarta diguyur hujan. 

 75 tahun tahun yang lalu dua tokoh pendiri Bangsa Soekarno dan Hatta membacakan Teks Proklamasi di tempat itu.  Selasa kemarin di tempat yang sama putri Tertua Bung Hatta, Meutia Hatta membacakan Teks Proklamasi di samping patung ayahanda tercinta disaksikan ribuan peserta.




Profesor Dr. Sri Edi Swasono malah menjadi dirigen memimpin lagu Indonesia Raya.  Suasana kebatinan terasa mengharukan karena kedua pasangan putri Proklamator itu ingin hadir bergabung di acara KAMI. 

Usai merayakan hari kemerdekaan giliran pembacaan Deklarasi KAMI yang dipimpin Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, dan Rohmat Wahab tokoh NU. Acara dilanjutkan dengan pembacaan 10 Jatidiri KAMI di antaranya KAMI adalah gerakan Moral yang terdiri dari berbagai profesi, suku dan agama.

KAMI ada untuk melakukan pengawasan dan memberikan kritik terhadap pemerintah sesuai konstitusi dan UUD 45.


Sedangkan dalam Maklumat KAMI yang dibuat oleh para intelektual dan pakar disebutkan kondisi Indonesia kini banyak melenceng dari Konstitusi dan UUD 45 di antaranya terjadi oligarki kekuasaan. Tercatat pihak Asing hingga 30 tahun ke depan telah kuasai SDA Minerba dengan nilai 10 trilyun rupiah. 

Akuisisi Saham Freeport yang kemarin menjadi isu hangat bahwa pemerintah telah berhasil  ternyata tidak.  Begitu pula masalah utang negara yang dapat mengancam kedaulatan negara juga menjadi poin utama dalam maklumat itu.


Pembacaan Jati diri dan Maklumat selama lebih sejam itu disaksikan puluhan media massa dan pendukung KAMI, mereka tampak antuas. Teriakan takbir kerap dilontarkan dari peserta  yang hadir. 

Acara berlangsung sukses skalipun di pojok sana ada sktr 25 orang mendemo aksi KAMI. Tetapi aksi tersebut dianggap angin lalu oleh peserta sehingga suasana hingga acara berakhir tanpa ada masalah. 

Begitu juga masalah protokol Kesehatan dipatuhi semua peserta dengan memakai masker tetapi social distancing sulit terhindarkan mengingat begitu banyak peserta. Skalipun panitia acara sejak menyebarkan undangan baik melalui WAG juga di medsos mengumumkan tentang kepatuhan tuk mematuhi protokol kesehatan.

Tuesday, 21 January 2020

Selamat Jalan Sang Mujahid....



Telah berlalu sehari setelah kepergian sang mujahid kemanusiaan dr Yoserizal Jurnalis, SpoT pendiri Medical emergency Rescue Committe atau Mer-C ke haribaanNya.

Tetapi tulisan kesaksian yang begitu indah terhadap almarhum masih terus muncul. Datang dari berbagai kalangan termasuk wartawan dan korban korban perang yang pernah diobatinya.

Yah siapapun yang tahu tentang kiprah kerja Mer-C pasti masih tidak percaya dengan kepergian dokter berbadan tingi dan gagah itu.
Putra pertama mantan Rektor Universitas Andalas Profesor Jurnalis Kamil dan Prof. Dr. Sahara MA, Dekan IKIP Padang.

Berita kematian di Senin (20/1) pada Subuh hari mengangetkan banyak orang mengingat aksi kemanusiaan dari dokter lulusan UI itu sudah terbukti bukan hanya di dalam negeri tetapi di banyak negara di dunia terutama yang mengalami konflik sektarian atau agresi militer. Dari berbagai kesaksian tentang hebatnya putra Minang kelahiran 11 Maret 1963 itu menolong korban korban nyaris semua pihak mengangkat topi terhadap jihad sang dokter. Nyaris tidak ada yang mencela aksi dokter Yose dan Mer-C.

Kepergian ayah beranak tiga itu benar benar menimbulkan pilu mendalam terlihat dari kehadiran ribuan orang baik di pendopo Silaturahim tempat almarhum disemayamkan hingga saat dimakamkan.




Di pendopo di rumah duka, begitu banyak berdatangan tokoh nasional di antaranya mantan Wapres Yusuf Kalla dan beberapa mantan menteri serta menteri kesehatan.  Tokoh pendidikan Arif Rahman Hakim, paman dari Sandiaga Uno malah khusus membawa Kiswah yang dibelinya di Makkah untuk menutup jenasah sang Mujahid.




Kiswah berwarna hijau itu bukti rasa hormat dan cinta Arif Rahman bahwa almarhum memang tokoh panutan yang tlah membela umat manusia.

Usai acara sholat jenazah di Masjid Rasil mantan Ketua Umum Muhammadiah, Din Syamsuddin mengaku Muhammadiyah dan MUI sangat dekat dengan Mer-C. Diakuinnya, kepergian almarhum membuat MUI dan Muhammadiah sangat berduka.  Rakyat dan umat Islam bukan hanya di Indonesia tetapi dunia juga berduka, tutur mantan ketua MUI itu.


Almarhum adalah Mujahid Dakwah, Mujahid kemanusiaan yang tlah mengisi hidupnya tuk kemanusiaan sebagai Dinul Insyaniyah.
Almarhum dokter Yose menurut Din bukan hanya membantu korban langsung di lapangan tetapi menjadi pemrakarsa berdirinya RS di Gaza Palestina. Jadikan kematian almarhum untuk melahirkan Yose Yose yang baru.

RS Gaza yang tlah berdiri 4 lantai dibangun sejak 5 tahun lalu dengan donatur dari umat Islam Indonesia.
Dalam proses membangun tidak sedikit bahaya yang harus dilalui tim Mer-C dan relawan lain.
Beberapa kali menurut anggota Mer-C mereka harus berhadapan dengan polisi dan tentara Israel serta berondongan peluru.
Tetapi berkat semangat berjihad mereka tetap nekat. Jika kematian datang itulah jihad kita kata dokter Yose kepada para relawan.

Bukan hanya RS Gaza tetapi RS di Rohingnya pun tlah berdiri atas kebaikan hati almarhum.

Hal senada diungkap Sekjen FPI Munarman yang beberapa kali diajak almarhum tuk temani menolong para korban di beberapa daerah. Saat berdua almarhum sering bercerita bagaimana mengerikan suasana di lokasi yang akan dibantu.
Tak jarang mereka berada diantara mujahid dan kaum penjajah. Seperti saat di Irak dan Afganistan.

Tujuan menolong korban bisa berbalik menjadikan mereka korban karena pertempuran tetap berlangsung.
Dan yang ditakutkan almarhum agar jangan sampai ditangkap oleh pasukan Amerika karena bisa saja dirinya ditahan di Guantanamo sebagai foreign fighter.

Tetapi semangat almarhum memimpin misi kemanusiaan di berbagai negara konflik itu menurut Munarman sangat luar biasa.

Kadang saat menolong korban seperti saat gempa di Sumbar almarhum dalam kondisi sakit. Tetapi demi menolong sesama almarhum melupakan sakitnya.



Kehebatan almarhum diungkapkan banyak tokoh dan rekan almarhum berlanjut saat almarhum disemayamkan di TPU Pondok Rangon, Bekasi.
Di depan ketiga anak dan istri almarhum tokoh Palestina, dokter Aid yang khusus datang dari Palestina mengaku jasa almarhum sangat besar untuk rakyat Palestina. Rakyat Palestina sangat berduka. Perhatian dan bantuan dari Mer-C benar benar sebuah mujizat.


Sedangkan ketua IDI Pusat dr. Daeng Fakih menyatakan keluarga IDI sangat berduka dengan kepergian almarhum. Mungkin tidak ada dokter seperti dokter Yose yang benar benar mengamalkan ilmunya tuk sesama tutur Daeng Fakih.
Harusnya para dokter meniru apa yang telah dilakukan almarhum.



Inilah dokter yang menjunjung nilai nilai kemanusiaan. sa almarhum IDI Pusat memberikan penghargaan kepada istri almarhum Dian Susilawati.

Mer-C sendiri berdiri sesaat konflik Ambon pecah di April 1999.  Saat itu dokter Yose dan teman temannya di FK UI melihat adanya ketidak adilan dalam penanganan terhadap korban kerusuhan terutama di pihak umat Islam.

Atas inisiatif almarhum mendirikan Mer-C dan dengan dana seadanya mereka berangkat ke Ambon.
Di Ambon karena kondisi, para relawan Mer-C harus mendirikan RS darurat di lapangan tuk mengobati para korban yang sangat menyedihkan karena kebanyakan luka potong. Madu yang telah dibawa dari Jakarta menjadi obat anti-infeksi pertama sebelum operasi. Madu disiram ke semua korban.

Dari Ambon berlanjut ke Galela dan Poso yang mengalami konflik sektarian. Sejak saat itu nama Mer-C bergema dan
selalu ditunggu masyarakat.


Dalam menolong korban Mer-C tidak pernah membeda bedakan agama atau suku sehingga perjuangan almarhum dan Mer-C didukung rakyat Indonesia. Kebaikan hati almarhum juga diungkap tetangga dan sahabat sejak muda di Padang diantaranya diungkap Burma wati.
Demikian pula saat mengobati pasien yang berobat padanya jangankan orang miskin kadang yang beradapun bisa digratiskan almarhum. Almarhum benar benar sosok pejuang, sosok penolong tutur Wati. Almarhum yang sakit akibat kelainan jantung sejak muda kini tlah terbebas dari sakitnya.

Sakit parah selama 20 hari di ICU RS Harapan Kita tak mbuat almarhum berhenti berjuang. Menurut teman temannya saat msh di ICU almarhum masih menanda tangani beberapa berkas.

Doa dan harapan agar dokter Yose sembuh semakin menipis jelang tiga hari sebelum kematian. Kondisi Anfal membuat berbagai alat harus di pasang di tubuhnya membuat komunikasi terputus hingga akhirnya Senin tanggal 20 pukul 00.38 Sang Malaikat maut menjemput sang Mujahid sejati di hadapan keluarga tercinta.

Usia 56 tahun masih terasa muda tetapi semangatmu tlah menjadi inspirasi buat kebanyakan umat yang peduli dengan sesama.
Selamat jalan sang pejuang kemanusiaan. Amal kebaikanmu kan terus dikenang dan menjadi catatan amalmu di hadapanNya kelak.
Jalan Jihadmu membuat kami semua yakin engkau berpulang dengan husnul khotimah..