Tuesday, 24 September 2019
Sejak pagi, 24 September 2019 mahasiswa mulai berdatangan dari berbagai arah berkumpul di satu titik. Senayan. Nyaris seluruh universitas di Jakarta tumplek blek di satu tempat. Senayan!
Mereka datang tak cuma dari wilayah Bodetabek, melainkan juga dari luar Jakarta seperti Semarang, Bandung, Bantul dan lain lain.
Mereka berjaket dengan logo penanda dari kampus mana berasal. Para mahasiswi juga ikut hadir. Ternyata belakangan pelajar SMA dan SMK juga ikut hadir.
Berombongan mereka hadir ada yang memakai pembatas tali, tapi kebanyakan tidak. Sambil menyanyikan lagu perjuangan.
"Ngapain ke sini dek?' sapaku pada salah satu mahasiswa berambut keriting.
"Protes lah Bu..masak semua UU mau dipreteli 'mereka'. Mungkin karena saking kesalnya, cacian pun meluncur dari mulutnya.
Tapi memang pernah demo?
Ohh belum Bu..ternyata seru juga yah jawab teman di sebelahnya dia berjaket abu-abu.
Mahasiswa terus berdatangan saya perkirakan lebih 500 ribu. Dan hingga sore masih berdatangan.
Aparat kepolisian berjaga dengan ketat depan gedung, selain polisi bertameng juga sudah ada mobil water Canon yang bisa menembak hingga 50 meter dan Barakuda.
Di dekat mereka ada mobil komando, di atasnya ada enam orang mahasiswa dan salah satunya perempuan berambut pendek tapi tidak berseragam sedang berorasi. Ternyata dia dari SLM terlihat dari baju kaosnya.
Sebagian besar terlihat cuek dan tidak perhatikan yang sedang berbicara.
Bukan hanya duduk di jalan tapi di pembatas tol dan tulisan protes ke DPR juga pemerintah banyak di sana. Tembok tembok pagar DPR juga tak luput dari aksi protes.
Spanduk dan karton berisi ucapan cacian juga bertebaran terutama tentang DPR dan korupsi. Ada 50 spanduk hitam besar berisi kecaman dibawa oleh mahasiswa dari Jakarta Selatan.
Serasa sedang berkarya wisata tapi jangan ditanya soal keresahan di negeri ini kepada mereka, mereka sangat paham. Jika ditanya mereka akan menjawab dengan tegas. "NKRI harga matilah Bu" bla bla..
Tepat pukul 16.00 WIB, beberapa pedagang makanan mulai keluar dari lokasi depan gedung DPR saya langsung cepat cepat merapat ke dekat jembatan. Biasanya itu penanda bakal terjadi sesuatu.
Benar para mahasiswi mulai disuruh mundur. Dan mahasiswa mulai berusaha menjebol pagar gedung DPR dengan menggoyang goyangkan pagar mereka ingin nekat masuk. Akibatnya mobil mulai menyemprot mahasiswa. Semburan bertubi tubi dilancarkan mobil besar itu.
Darah muda yang sedang bergolak membuat mahasiswa tambah semangat menggoyang itu pagar. Saya yang berada di tangga JPO bertahan di situ tuk melihat apa yang bakal terjadi. Tidak lama tembakan gas air mata mulai diarahkan ke kerumunan massa.
Mahasiswa terpecah bubar ada yang bertahan di Jln Gatot Subroto arah TVRI ada yang bertahan arah Semanggi. Tetapi mereka tetap semangat melakukan aksi demo.
Terlihat ada lebih 20 orang yang nekat menggoyang goyangkan pagar untuk menjebol dan sebagian besar yang berada di jalan berteriak melawan dengan melempar botol. Kembali gas air mata ditembakin semakin sering.
Akibatnya mulai banyak yang kesakitan. Wartawan dengan fotogfrafer semua bertahan di atas JPO padahal gas air mata yang ditembaki smakin banyak jatuh di bawah JPO. Beruntung angin membawa gas itu ke arah DPR. Tapi mata mulai terasa perih.
Teriakan air air dan odol odol mulai nyaring terdengar. Beruntung para wartawan lapangan selalu menyiapkan.
Tiba tiba ada tembakan yang terlalu jauh hingga membuat pohon di sebrang gedung DPR terbakar. Api di Pohon bambu menjalar dengan cepat ke pohon sebelahnya beruntung tidak mengenai rumah.
Di bawah JPO mahasiswa masih terus bertahan. Terlihat ada yang berseragam putih abu abu.
Maju lagi mereka sambil membawa bendera. Ada sejam kita bertahan di atas jembatan tetapi tembakan gas air mata yang bertubi membuat kita harus mundur.
Mata perih hidung mampet dan tenggorokan sakit jadi saya nekad tinggalkan teman teman media. Saya harus selamatan diri pikirku tapi aduh di bawah gas sudah mengepung, bingung naik lagi apalagi air minum sudah pada habis.
Pada saat saya pergi ada sekitar 30 orang yang masih bertahan di sana.
Dengan nekad saya turun tangga dan terobos gas air mata. Padahal saya tidak bermasker apalagi berodol.
Ingin jalan di kiri takut kena tembak jadi terpaksa melimpir di kiri JPO sambil memegang tembok JPO karena banyak pecahan batu. Beruntung ada pohon tuk saya beristirahat kendalikan mata dan tenggorokan saya.
Ingin pingsan rasanya tapi rasanya sebagai wartawan perang saya malu jika pingsan. Padahal mata sudah tidak bisa melihat, tenggorokan perih pedih. Ampun.
"Tolong ibunya tolong ibunya" teriak beberapa mahasiswa, yang melihat saya jalan terseok seok, oh saya tidak apa apa..eh mereka maju lagi ke jalan. Gila bener itu anak anak muda batinku.
Sambil jalan dengan berzikir dan bernafas dengan tenang Alhamdulillah kondisi saya mulai membaik.
Teringat liputan tragedi '98 di Trisakti, tragedi Semanggi dan terakhir 22 Juni lalu depan Bawaslu, menghirup gas air mata rasanya membuat saya jadi kebal. Yang tidak kuat tenggorokan tercekik sakit.
Alhamdulillah sekitar 100 meter berjalan ke arah kerumunan mahasiswa ada bapak bawa tiga botol dos minuman botol dengan motornya. Saya pikir sumbangan tetapi jualan katanya langsung saya beli. Baru minum beberapa teguk mahasiswa meminta bu air bu air..tolong ni rupanya mereka kesakitan.
Tidak lama motor bersileweran bawa korban ke RS AL Mintoharjo. Sigap banget padahal mungkin antara mereka tidak saling kenal.
Suasana depan gedung DPR masih ramai dengan tembakan dan mahasiswa dipukul mundur hingga dekat flyover arah Semanggi. Ribuan bertahan di sana gas air mata terus ditembaki agar mahasiswa bubar. Hanya terlihat sedikit mahasiswi ingin bertahan.
Penasaran melihat korban saya ke RS Mintoharjo apalagi saya butuh air minum dan ingin sholat magrib.
Ya ampun...ada lebih 30 orang sudah terkapar. Para dokter dan suster berusaha menolong mereka. Ada yang terluka di jidatnya ada yang darah keluar dari telinganya. Sebagian besar hanya dikasih oksigen.
Teman teman mereka menunggu.
Motor yang membawa korban terus berdatangan. Hingga pukul 18.30 WIB ada 45 orang yang tercatat terluka dan di rawat di RS Mintoharjo. Belum di tempat lain.
Info terakhir sekira pukul 22.00 WIB, suara dar der dor tembakan gas air mata di sekitar gedung DPR masih berlangsung. Kondisi serupa terjadi di seputaran TVRI hingga Stasium Palmerah juga sekitar flyover dekat Semanggi.
Belakangan ada video di mana aparat mengejar mahasiswa hingga dalam mall yang berada dekat TVRI.
Bukan hanya mahasiswa tetapi para emak dan bapak militan juga masih bertahan terutama tim medis.
Kehadiran para emak dan bapak militan tuk mensuport aksi mahasiswa dengan tujuan yang sama ingin untuk keadilan.
Mereka malah menyiapkan banyak makanan minuman. Sayang makanan dan minuman itu tidak bisa dibawa masuk ke area tempat mahasiswa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment