Sebagai wartawan kriminal yang telah puluhan tahun meliput peristiwa kerusuhan di mana-mana, baru kali ini merasa surprise. Karena biasanya bentrok antarwarga atau tawuran antarpelajar. Tapi kali ini massa dengan aparat yakni polisi. Hebohnya, bentrokan kali ini dilakoni massa terdiri dari mahasiswa dan sebagian pelajar STM, bahkan ada juga pelajar SMP di depan gedung MPR DPR.
Aksi demo kedua ini masih membawa tema menolak perubahan UU dari UU KPK, KUHP, Pertanahan dan lain lain.
Sebelumya mereka telah turun depan gedung DPR MPR tanggal 24 September lalu. Dalam aksi tanggal 24 lalu juga bentrokan pecah antara massa dengan aparat. Ratusan korban berjatuhan akibat gas air mata dan salah seorang mahasiswa bernama Faisal hingga hari ini terbaring di RS akibat terkena pukulan benda keras hingga tengkoraknya pecah saat melarikan diri saat aksi demo itu.
Kemarin, tanggal 30 September massa kembali turun. Juga para pelajar SMA dan STM hingga pelajar SMP ikut bergabung. Mereka datang dari mana-mana.
Selain para pelajar itu para buruh yang tergabung dalam KASBI (Aliansi Serikat Buruh Indonesia) juga turun.
Mereka membawa tiga mobil komando yang posisinya berhadapan dengan aparat dan dibatasi kawat berduri. Isu yang para buruh bawa menolak rencana revisi berbagai undang undang yang dianggap malah merugikan masyarakat.
DPR menurut Nining dari KASBI adanya biang masalah di negeri dan mereka harus bertanggung jawab.
Orasi dari berbagai elemen termasuk ketua BEM rata rata mengecam DPR dan rezim ini. Begitu juga rombongan yang baru bergabung selalu datang dengan menyanyikan lagu lagu yang menyindir presiden dan anggota DPR. Makian tak urung mereka teriakan.
Salah satu ketua BEM dari UI malah melepaskan jacketnya di atas mobil komando tanda sekarang mereka bergabung dengan masyarakat.
Tepat pukul 16.00 WIB, ada pendemo melempari iringan mobil polisi dengan botol. Tak hanya itu, pendemo menutup jalan tol. Imbauan polisi tuk membuka jalan tol tidak dipedulikan massa. Buntutnya, tembakan gas air mata dilepas ke massa. Tembakan gas tak urung membuat kocar kacir para pendemo.
Saat adzan Magrib menggema, puluhan mahasiswa sholat magrib. Sayangnya pada saat rakaat terakhir bunyi tembakan gas air mata membuat massa langsung mundur. Tetapi tidak bagi yang nekat. Aksi melawan aparat dilakukan mereka dengan melempar kayu atau botol dan batu.
Tembakan gas airmata terus dilancarkan aparat tetapi itu tidak mengurangi militansi massa yang di antaranya terdiri dari kalangan pelajar. Bahkan tak urung ada juga yang nekat menendang pasukan PHH.
Suasana semakin panas hingga ribuan pelajar kocar kacir. Ada yang lari arah Palmerah ada juga yang ngacir ke arah Semanggi dan sekitar TVRI.
Ternyata di dekat Polda, pasukan telah siap menunggu hingga terjadi lagi keributan di sana. Pelajar kembali nekat melawan aparat. Tembakan gas air mata kembali membuat panik termasuk pengguna kendaraan bermotor. "Balik arah ...balik arah," kata mereka panik.
Kemacetan tak urung terjadi. Sedangkan massa di sekitar FX Sudirman malah membuat lilin dan mereka yang rata rata sudah terkena gas air mata sambil bersila dan berdoa.
Korban terus berjatuhan ada yang dilarikan ke RS Harapan Kita, RS Mintoharjo, dan RS Siloam. Tembakan gas air mata terus dicurahkan tetapi lagi lagi banyak pelajar nekat menerobos untuk bisa tetap melawan walau hanya dengan lemparan batu kerikil.
Wartawan Dianiaya
Bukan hanya RS tetapi banyak masjid di antaranya Masjid Al Falah sekitar Petamburan ikut merawat luka gas. Ada juga yang ternyata terkena gebukan aparat. Salah satunya Heryawan, wartawan Sinar Pagi.
Heryawan yang sedang berada di Polda dan berniat pulang dengan motornya melihat kondisi tersebut dengan refleks mengeluarkan handphone-nya. Dia kemudian mengabadikan moment aksi tersebut, namun anggota polisi tidak menerima hingga ia dipukul beramai ramai. Kepalanya bocor. Dia mengaku sempat akan ditelanjangi pula. Akibat aksi kekerasan itu, Heryawan mengaku satu buah handphonenya hilang, juga kunci motornya.
Ihwal aksi penganiyaan pada wartawan itu bermula ketika sehabis shalat Isya di Masjid Polda Metro Jaya, Heryawan berniat pulang ke rumahnya. Dia pun lantas menyalakan sepeda motornya. Sebelum gerbang pintu keluar persisnya depan Indomaret atau samping SDM ada keramaian banyak sekali anggota polisi seperti ribut-ribut. Naluri jurnalistiknya tergerak dan langsung merekam kejadian itu dengan handphonenya. Namun baru beberapa saat merekam, salah seorang oknum membentaknya. "Ambil gambar ya? Dijawab Heryawan jika dirinya adalah wartawan dari Sinar Pagi yang ngepos di Polda metro Jaya. Tapi tetap saja mereka memaksa rekamannya minta di hapus!
Karena merasa terpojok, dia pun terpaksa menghapus rekamannya. Namun dalam hitungan detik, salah seorang dari mereka memukulnya beramai-ramai! "Mukul dari belakang, jenggut rambut saya, tonjok kenceng mata saya sebelah kanan sampai darah mengucur, begitu juga kepala bagian belakang saya di hajar sampai bocor berdarah. Saya juga ketakutan karena mereka teriak akan menelanjangi dirinya.
"Saya wartawan Pak wartawan, " ujarnya sembari berusaha lari menyelamatkan diri ke arah Humas PMJ dengan harapan selain ada yang mengenal dirinya entah itu wartawan atau pun pejabat di Polda Metro Jaya.
Hingga pukul 23.00 WIB suasana kerusuhan masih nampak di beberapa titik termasuk sekitar Petamburan Tanah Abang dan sekitar Semanggi. Sejumlah mall sudah tutup sejak pukul 20.00 WIB.
Di Petamburan suasana malah sangat memanas karena aparat mengejar hingga dalam pemukiman akibatnya warga melawan dan suasana bak perang terjadi di sana karena bunyi dar der dor. Dan kumandang azan membuat suasana sangat mencekam karena warga terutama para pria keluar dari rumahnya. Beruntung angggota TNI kemudian ke lokasi hingga bisa mengurangi kemarahan kedua belah pihak. Entah bagaimana api kemudian terlihat di Polsek Tanah Abang ternyata beberapa mobil terlihat terbakar.
Sedangkan sekitar Semanggi hingga pukul 22.00 WIB sebagian besar. Mahasiswa masih bertahan sambil duduk duduk. Sebagian lagi masih mencoba melawan dan sebagian pulang berombongan naik truk yang mereka setop di jalan.
Di balik kondisi yang mencekam, nampak suasana mengharukan yakni kekompakan di antara para pendemo yang langsung memberikan air dari botol buat yang terkena gas air mata. Ada juga yang bertindak menjadi tim medis yang dengan sigap mereka membawa teman-teman mereka baik dengan menaiki motor atau dengan tandu darurat ke RS terdekat.
Warga juga ikut memberikan makanan. Di dekat Kampus Atmajaya nampak seorang pria membagikan roti yang langsung disambut hangat para pelajar dan mahasiswa iseng seorang pelajar berteriak takbir hingga membuat suasana malam di sana menjadi ramai karena pada ketawa.
Kemacetan lalu lintas di seputaran aksi seputaran demo tak terhindarkan hingga kendaraan mengular di berbagai titik di Jakarta.
Hari ini pas tanggal 1 Oktober bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila dan para anggota DPR periode 2019 2024 akan dilantik ternyata mahasiswa juga sudah mengeluarkan undangan untuk turun lagi berdemo hari ini.