Pages

Thursday, 23 December 2021

Hari Ibu dan Kegalauan Emak-Emak

Kedutaan China di Jakarta kembali menjadi sasaran aksi demonstrasi. Kali ini sebagian besar para pengunjuk rasa adalah emak-emak. Boleh jadi aksi emak-emak yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) itu mengambil moment yang pas yakni Hari Ibu dan soal vaksin, yang kali ini targetnya adalah anak-anak.

Aksi yang digelar sejak pukul 10.00 WIB itu melibatkan ratusan pengunjuk rasa. Negara China dianggap penyebab munculnya pandemi Covid-19 di dunia ini termasuk di Indonesia. Tak hanya orasi, dalam aksinya mereka juga menyegel pintu depan Kedubes. Aparat hanya bersiaga melihat aksi tersebut. Selang beberapa saat kemudian, aksi berlanjut ke Departemen Kesehatan. 

Depkes dianggap bertanggung jawab terhadap berbagai permasalahan kesehatan masyarakat termasuk pemaksaan yang sekarang semakin menakutkan. Padahal di UU Kesehatan menyebutkan rakyat berhak menentukan nasib dan kesehatan mereka sendiri diabaikan negara.

Kematian ribuan warga akibat Covid hingga kematian akibat vaksin hingga kini menurut ARM tidak menjadi atensi dari Depkes. 

Update data pekan ini di Badan Penanggulanan Bencana Nasional (BNPB), jumlah kematian rakyat Indonesia akibat pandemi itu termasuk tertinggi di dunia yakni 144 ribu lebih dari 4,2 juta orang positif terkena virus mematikan tersebut.

Sementara itu, harganya PCR yang sebelumnya mencapai 4 juta dan sekarang telah turun jauh terasa membebani warga juga dibiarkan Depkes. Kebijakan baru dari presiden tentang vaksin untuk anak anak membuat orang tua protes. Pasalnya, isi kandungan dan kemampuan vaksin mencegah Covid hingga Omicron pun belum dapat dibuktikan oleh Depkes. 

ARM berpendapat anak anak sebagai pelanjut bangsa ini harusnya belum boleh disuntik vaksin. Apalagi akibat suntikan vaksin ada ribuan kasus yang tidak terlapor yang tubuhnya mengalami masalah. Pejabat humas Depkes yang menemui para pengunjuk rasa berjanji akan membawa semua laporan dan aduan emak-emak itu ke pimpinannya serta kementerian terkait.

Usai berdialog di Kemenkes, para pengunjuk rasa balik kanan dan aksi berlanjut dengan longmarch ke gedung KPK. Para pendemo sempat bersantai dan merayakan Hari ibu dengan acara memotong kue tart sebelum tiba di gedung KPK. Sedangkan beberapa ibu yang memiliki kelebihan uang memborong minuman dan makanan di sekitar gedung KPK tuk makan dan minum bersama. 

Setelah beristrahat aksi berlanjut ke gedung KPK dengan aksi orasi. Para mendemo dari ARM mendukung KPK dalam upaya mengusut tuntas aduan dari para aktifis termasuk dari LSM Prodem tentang bisnis PCR. Pasalnya, bisnis PCR dan obat vaksin ditengarai telah menguntungkan para pejabat dan pengusaha. Buntutnya rakyat kecil menjadi korban bisnis tersebut. 

Aksi damai berakhir menjelang magrib. Pihak KPK juga menerima langsung laporan dan data dari babeh Aldo seorang YouTuber dan para emak. Mereka berterima kasih atas dukungan rakyat mengusut tuntas kasus tersebut. Emak-emak sepakat dan yakin, sebuah negara demokrasi akan tetap menjunjung hak rakyat berserikat dan berkumpul serta bersuara seperti tercantum dalam UUD 45.